• Beranda
  • Perpustakaan
  • Delapan Tokoh Gerakan Pluralisme Indonesia: Perbedaan Untuk Keadilan, Kemanusiaan Dan Perdamaian
img

Delapan Tokoh Gerakan Pluralisme Indonesia: Perbedaan Untuk Keadilan, Kemanusiaan Dan Perdamaian

by : A. Made Tony Supriatma


DELAPAN TOKOH GERAKAN PLURALISME INDONESIA:
Perbedaan untuk Keadilan, Kemanusiaan, dan Perdamaian
© 2023 Institut DIAN/Interfidei

Penerbit
Institut DIAN/Interfidei
Jl. Banteng Utama No. 59, Sinduharjo, Ngaglik
Sleman, Yogyakarta 55581, Indonesia
Telp./Fax. (0274) 880149
E-mail: dianinterfidei@yahoo.com
http://www.interfidei.or.id
Facebook: Institut DIAN/Interfidei
Twitter: @interfidei

Editor: Zakaria J. Ngelow
Desain Sampul: Annisa Zuhra
Desain Isi: Piato Raya

Buku ini berjudul: “Delapan Tokoh Gerakan Pluralisme Indonesia”. Perbedaan untuk Keadilan, Kemanusiaan dan Perdamaian. Judul, yang awalnya adalah : “Belajar dari Delapan Tokoh Antar-Iman Indonesia tentang Memaknai Perbedaan untuk Keadilan, Kemanusiaan dan Perdamaian”. Perubahan yang tidak mengubah tujuan dan harapan dari buku ini.

Masing-masing Tokoh ditulis oleh 8 orang penulis yang handal, yang mengenal masing-masing tokoh dengan baik, baik dari literatur literatur maupun secara personal.Mereka menulis biografi singkat, pemikiran serta kiprah dari masing-masing Tokoh tersebut dan pemaknaannya bagi komunitas dan masyarakat serta bangsa Indonesia.

Kedelapan tulisan yang komprehensif tentang sosok, pemikiran, dan kiprah dari delapan tokoh lintas iman Indonesia, yang merupakan penggagas dan pendiri Interfidei, pemikir kritis, pendukung, penguat, penasihat dan pemberi semangat yang kritis sekaligus intelektual publik lintas iman, yang dekat dengan Interfidei. Mereka adalah: (1) Th. Sumartana, ditulis oleh Trisno Sutanto; (2) Djohan Effendi, ditulis oleh Neng Dara; (3) Pdt. Eka Darmaputra, ditulis oleh Albertus Patty; (4) Daniel Dhakidae, ditulis oleh Ignatius Haryanto; (5) Ibu Gedong Bagoes Oka, ditulis oleh Listia; (6) Romo YB Mangunwijaya, ditulis oleh Made Supriatma; (7) Abdurrahman Wahid, ditulis oleh Ahmad Suaedy; (8) Pater Neles Kebadabi Tebay, ditulis oleh Pater John Bunay. Selain itu juga dilengkapi dengan Pengantar Penerbit (A. Elga J. Sarapung, Otto Adi Yulianto, Noorhalis Madjid), Catatan Editor (Zakaria J. Ngelow), dan Pengantar Isi (Budhy Munawar-Rachman), kemudian ditutup dengan Epilog (Frans Magnis Suseno) dan sejumlah endorsement dari 20 orang yang umumnya Tokoh Muda Gerakan Pluralisme Indonesia yang tersebar di berbagai daerah dengan berbagai profesi dan latarbelakang Agama dan Kepercayaan berbeda. Mereka adalah: Teuku Kemal Fasya (Lhokseumawe), Dewi Kanti Setianingsih (Cigugur, Kuningan), Semuel Asse Bless (Sorong), Nasrin Astani (Jakarta) Norma Manalu (Banda Aceh), Asyer Tandapai (Tentena, Poso), Abidin Wakano Ambon), Muhammad Taufik (Padang), Nyoman Sukma Arida Denpasar, Bali), Marhaeni Mawuntu (Manado), Js. Kristan (Jakarta), Rosyidin (Cirebon), Mujiburrahman (Banjarmasin), Christina Josefien Hutubessy (Makassar), Hardus Desa (Jayapura), Didit Hadibarianto (Yogyakarta), Wawan Gunawan (Bandung), Bhikkhu Santacitto (Malang), Ira D. Mangililo (Kupang), Denni H.R. Pinontoan (Tomohon).